Perjalan sekitar 20 menit menggunakan kendaraan tradisional kota makassar "becak" akan membawa kita menuju ke salah satu tempat paling sibuk di kota Makassar yaitu pelabuhan Paotere Makassar. Diluar pelabuhan, bercampur baur antara pria dan wanita membeli dan menjual berbagai macam barang, anak-anak berlari-larian kesana kemari membawa mainan perahu dan mobil-mobilan yang terikat tali di ujung tongkat kecil mereka.
Di dalam pelabuhan, sebuah dok panjang yang digunakan untuk memarkir perahu-perahu Bugis yang besar (phinisi), merupakan suatu pemandangan menakjubkan di galangan kapal dengan haluan yang berlekuk, mengarah ke atas dan tiang yang besar membentuk simetri yang sedap dipandang mata. Namun keberadaan kapal kayu yang besar ini bukan hanya sekedar untuk alasan keindahan semata, anak buah kapal mereka bekerja keras melakukan kegiatan bongkar muat barang bawaan. Para pelaut bertelanjang kaki berjalan di gelondong kayu yang panjang diantara dek kapal dan dok dengan keseimbangan yang sangat baik tanpa mengindahkan goyangan dari gelondong kayu.
Kapal-kapal kayu tersebut merupakan bukti nyata dari karakter masyarakat Bugis Makasar yang asli, walaupun penampilannya keras namun kehangatan dan keakraban serta perasaan bersahabat tetap terpancar meyakinkan bahwa setiap kapal akan mengundang anda untuk turut berlayar di pelayaran mereka selanjutnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar