Assalamu alaikum Daeng.. Postingan Icapila Daeng Kana dalam Sepotong Cerita Dari Pannyingkul Kota Makassar kali ini akan membahas mengenai karya sastra dari Kota Daeng Makassar yang unik dan menarik yaitu sebuah karya sastra tradisional yang bernama Sinrilik.
Sinrilik merupakan salah satu karya sastra lisan dalam masyarakat Makassar yang hingga saat ini masih dipelihara dan diminati masyarakat Makassar. Meskipun karya sastra ini masih diminati oleh masyarakat akan tetapi orang yang dapat melagukannya atau membacakannya sudah sangat sedikit. Oleh karena itu karya sastra jenis ini perlu mendapat pembinaan agar tetap lestari.
menurut Parawansa dan Mangemba dalam Roslinda (1998) sinrilik adalah cerita yang disusun secara puitis yang diceritakan atau dinyanyikan oleh ahlinya (yang disebut Pasinrilik).
Selanjutnya Bantang (2000) mengatakan bahwa sinrilik adalah karya sastra Makassar yang dilagukan dan dapat diiringi alat musik Kesok-kesok maupun tidak diiringi.
Dari kedua batasan diatas dapatlah disimpulkan bahwa sinrilik adalah karya sastra makassar yang berbentuk prosa dimana cara penyampaiannya dilagukan secara berirama baik dengan alat musik maupun tanpa alat musik.
Berdasarkan isi dan cara melagukannya sinrilik terbagi atas dua macam, yaitu sinrilik pakesok-kesok dan sinrilik Bosi Timurung.
Sinrilik Pakesok-kesok adalah sinrilik yang dilagukan dengan iringan alat musik kesok-kesok (rebab). Isinya melukiskan tentang sejarah perjuangan dan kepahlawanan seorang tokoh. Bunyi alat musik gesek kesok-kesok yang mengiring pakesok-kesok/pasinrilik (orang yang memainkan alat musik kesok-kesok atau melagukan sinrilik) harus selaras dengan lagu dan isi serta suasana cerita yang dibawakan.
Di Sulawesi Selatan terdapat beberapa naskah yang berbentuk sinrilik. Naskah ada yang sudah dibukukan dan adapula yang belum, adapun naskah sinrilik yang dapat diiringi dengan kesok-kesok antara lain, Sinrilik Kappala' Tallumbatua, Sinrilik I Makdik Daeng Ri Makka, Sinrilik I Manakku' Caddi-caddi dan lain sebagaiya. Sinrilik ini isinya mengisahkan tentang perjuangan dan kepahlawanan disela percintaan sang tokoh yang ditampilkan dalam cerita itu. Jenis sastra ini sangat menarik apabila dikreasi menjadi sastra pertunjukan.
Sinrilik Bosi Timurung adalah sinrilik yang dilagukan tanpa diiringi alat musik kesok-kesok dan biasanya dilantunkan pada tempat yang sunyi dikala orang yang berada disekelilingnya sedang tidur nyenyak. Sinrilik Bosi Timurung pada dasarnya berisi hal-hal sebagai berikut:
- Pujaan yang menggambarkan kecantikan seorang gadis dengan membandingkan keadaan sekelilingnya.
- Merindukan kekasih yang menggambarkan kerinduan seorang jejaka terhadap gadis yang dicintainya.
- Beriba hati yang menggambarkan seorang yang sial atas segala usahanya sehingga menjadi sengsara.
- Kesedihan yang menggambarkan kesedihan seseorang yang ditinggal oleh suaminya.
Sinrilik Bosi Timurung dapat juga dijadikan pelajaran atau nasihat yang berharga bagi orang yang menyimaknya, karena isinya menceritakan tentang ganjaran perbuatan yang baik dan siksaan terhadap perbuatan yang jelek diakhirat kelak. Sinrilik yang mengisahkan tentang hal-hal seperti ini biasanya dilantunkan pada saat kedukaan atau kematian sehingga dapat pula dijadikan sebagai hiburan bagi orang yang ditinggalkan. Acara ini dalam adat istiadat Makassar disebut dengan Ammaca kitta' yang pelaksanaannya dilakukan setelah Tadarrus AlQuran. Contoh Sinrilik Bosi Timurung adalah Kitta'na Tulkimak, Kitta'na Bodolo' Akherat, Kitta'na Jayalangkara dan lain sebagainya.
Makasih artikelnya. Ijinj copy. :)
BalasHapusSangat perlu diperhatikan untuk di jaga kelestariannya
BalasHapus