Pernah merasa terganggu oleh kucing yang berkelahi? banyak diantara kita yang pasti pernah mengalaminya, amat menjengkelkan. Apalagi kalau kucing tersebut berkelahi di samping rumah, saat kita tidur. Lebih jelek lagi kalau berkelahi di atap rumah. Tapi apa mau dikata, kucing tidak pernah makan sekolah, apalagi sampai kuliah.
Lain lagi kalau ayam jantan berkelahi. Ada yang berkelahi secara alami, ada pula yang diadu. Yang diadu malah dijadikan ajang judi, namanya sabung ayam. Sadis sekali, dikaki ayam dipasangi taji buatan berupa besi tajam. Bila taji itu menancap maka ayam berdarah-darah dan keok. Tega-teganya, para penyabung malah menikmatinya sambil berjudi.
Ada juga adu domba. Dibeberapa daerah di Jawa Barat, adu domba merupakan tradisi rakyat. Ada yang sekedar untuk hiburan, adapula yang dijadikan ajang taruhan seperti sabung ayam.
Di daerah lain adapula tradisi adu kerbau. Seperti domba, kerbau diadu saling menanduk, adi kerbau bahkan dijadikan sebagai objek wisata bagi para turis.
Lalu ada juga adu binatang lainnya, yaitu adu jangkrik. Ini sering dilakukan anak-anak.
Yang ribut jika yang berkelahi bukan hanya kucing, tapi juga anjng. Sedangkan tidak berkelahi saja gonggongan anjing saja sudah mengagetkan apalagi kalo berkelahi, suaranya sangat mengganggu.
Jika hewan berkelahi tentu saja bukan berita mungkin semua hewan bernaluri mempertahankan diri atau mempertahankan miliknya, sehingga ia selalu siap berkelahi jika ada yang mengancamnya.
Tetapi, sejauh yang kita amati, hewan berkelahi selalu satu lawan satu. Kalu hewan berkelahi, dia tidak pernah mengajak teman-temannya sesama hewan sejenis, apalagi lain jenis. Tidak ada kucing berkelahi lalu memanggil temannya sessama kucing untuk mengeroyok, apalagi memanggil ayam atau domba untuk ikutan berkelahi.
Bisa saja anjing dan kucing berkelahi, tapi tidak pernah ada yang namanya solidaritas kucing atau solidaritas anjing lalu mereka tawuran. Bayangkan bagaimana mengganggunya jika anjing dan kucing terlibat tawuran, lalu mereka kejar-kejaran di sekitar kita. Untunglah Tuhan tidak memberikan karunia kepada hewan-hewan itu naluri untuk berkelahi secara massal dengan cara tawuran.
Hewan-hewan itu hidup, bergerak mencari makan untuk mempertahankan kehidupannya, kawin agar bisa berkembang biak, semuanya berdasarkan insting belaka. Mereka tidak dilengkapi oleh Tuhan untuk bisa berfikir dan menimbang mana yang baik dan mana yang buruk. Tetapi luar biasanya, sedangkan tanpa akal saja hewan hanya berkelahi jika merasa terganggu. Tanpa akal saja hewan tidak pernah berkelahi secara massal baik tawuran atau perang, tidak seperti manusia yang punya akal sungguh mengherankan.
Fuad Rumi
Ditulis Sesuai aslinya (Gelitik, Fajar 18 Nopember 2011)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar