Masih pagi pagi sekitar jam 6 disekitar tempat tinggalku sudah terdengar bunyi khas terompet penjual Buroncong, salah satu penganan tradisional Sulawesi Selatan. Kue Buroncong bentuknya sepeti kue Pukis, tapi buroncong lebih panjang dan sedikit lebih tipis dari kue Pukis. Makanan ini sudah dikenal sejak puluhan tahun lalu, malah mungkin ratusan tahun lalu oleh masyarakat Sulawesi Selatan pada umumnya. Sejauh ingatan saya, sejak saya masih sekolah di SD saya sudah mengenal dan menyukai makanan tradisonal ini.
Buroncong disebut berbeda beda disetiap daerah. Di Makassar disebut Guroncong. Kue khas ini selalu dijual digerobak dorong. Biasanya pembeli lebih menyukai kue Buroncong yang fresh from the oven yang masih hangat hangat dimakan sambil minum teh hangat dipagi hari. Penjualan buroncong juga hanya dipagi hari, saya belum pernah melihat ada penjual buroncong setelah siang apalagi malam hari. Harganya sekarang cukup murah, 500 rupiah perbiji.
Asik Daeng.. Sikat Buroncongnnya..
Buroncong disebut berbeda beda disetiap daerah. Di Makassar disebut Guroncong. Kue khas ini selalu dijual digerobak dorong. Biasanya pembeli lebih menyukai kue Buroncong yang fresh from the oven yang masih hangat hangat dimakan sambil minum teh hangat dipagi hari. Penjualan buroncong juga hanya dipagi hari, saya belum pernah melihat ada penjual buroncong setelah siang apalagi malam hari. Harganya sekarang cukup murah, 500 rupiah perbiji.
Asik Daeng.. Sikat Buroncongnnya..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar