Perkawinan adalah sarana untuk menciptakan rumah tangga yang bahagia, penuh cinta kasih, toleransi, tenggang rasa dan perasaan tentram untuk selamanya. Rumah tangga seperti inilah yang menjadi idaman bagi setiap insan yang akan menuju kejenjang perkawinan. Oleh karena itu, janganlah tergesa-gesa dalam memiliki calon pendamping, pertimbangkan matang-matang siapa yang akan menjadi pendamping anda kelak. Baik laki-laki maupun perempuan harus pandai-pandai memilih calon pendamping agar tidak kecewa dikemudian hari. (Kayak saya gitu loh.. istriku Orang yang hebat.. hehe).
Hal diatas telah dituangkan dalam syair "Pakkio' Bunting" sebagaimana yang lazim dilakukan oleh Masyarakat Makassar pada saat memanggil pengantin. "Pakkio' Bunting" adalah sejenis puisi dalam sastra Makassar yang khusus dipakai untuk memanggil penganting pria yang datang ke rumah pengantin wanita. Puisi ini tidak dinyanyikan, tetapi hanya diucapkan dengan perasaan dan irama serta mimik yang menarik.
Berikut adalah contoh Syair Pakkio' Bunting
Ia dende'.. ia dende..
Nia' tojengmi daeng bunting
Bunting salloa kutayang
Salloa kuantalai
Nampako ri ujung bori'
Ri Cappa' Pa'rasangangku
Na kupanragiangko berasa'
Ri mangko' kebo'
Ku pammueang rappo
Ri palakku
Ku pannaroangko pole
Kalomping ri talang bulaeng
Kutongko' intang
Kubelo-belo jamarra'
Bunting.. manai' mako mae
Ri Balla'na matoannu
Matoang kamase-mase
Ipara' Kasiasinu
Sari'battang matunanu
Sikatutuiko tope daeng bunting
Numassassa' mole-mole
Tenamo antu
Parekanna maloloa
Nai' ngaseng maki mae..!
hadir di sini daeng menyapa dengan senyum,
BalasHapusnice blog dan terimakasih sudah berbagi info budaya asli makassar :-)
terjemahannya dong
BalasHapusTerima kasih ilmu pengetahuan yg sangat kami butuhkan untuk melesterikan budaya Makassar terhadap peserta didik kami bpk ibu
BalasHapusLuar biasa kanda
BalasHapustulisanna ku paralluang
BalasHapus